Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengda PSSI Jawa Barat, Bambang Sukowiyono menegaskan, Jabar bersedia mengikuti aturan FIFA, dengan tetap menaruh kepercayaan kepada Komite Normalisasi yang dipimpin Agum Gumelar. "Saya mendukung pernyataan dan sikap Pak Agum, dan tak terpengaruh tekanan apapun (isu intimidasi). Kita tahu, jika seluruh peserta Kongres PSSI keluar dari koridor dan menyatakan mosi tidak percaya. Itu sama saja dengan membuka peluang Indonesia untuk di-banned FIFA," terang Suko –sapaan Sukowiyono- kepada VIVAnews.com, Rabu 18 Mei 2011.


Suko menegaskan yang perlu dipegang teguh para peserta Kongres PSSI yang bakal digelar Jumat, 20 Mei nanti adalah posisi Agum yang notabene merupakan kepanjangan tangan FIFA dalam upaya menyelesaikan kisruh di tubuh PSSI.

"Kita seharusnya memikirkan dan mempertimbangkan secara serius nasib sepakbola Indonesia kedepannya. Kita akan banyak kehilangan kesempatan bermain di level internasional baik untuk tingkat antar negara maupun klub," ucap Suko.

Disamping itu, kata Suko permasalahan lain yang menurutnya cukup disayangkan adalah efek pada sistem pembinaan sepakbola terutama dalam kompetisi tingkat usia dini.

"Jika di-banned FIFA, untuk kompetisi tingkat usia dini pun kita akan banyak kehilangan. Contohnya, Danone Cup, lalu kompetisi usia dini yang dalam beberapan tahun terakhir diselenggarakan Manchester United di sejumlah Negara, termasuk Indonesia," terang Suko.

Sedangkan terkait komentar Agum yang menyebut adanya upaya intimidasi aparatur teritorial kepada peserta Kongres PSSI untuk menandatangani mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Agum pada saat Kongres, Suko menyatakan tidak bisa berkomentar. (eh)

Sumber:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar